Cerita kami dimulai lebih dari sepuluh tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2013, saat kami sama-sama bersekolah di MA Al Kahfi. Salah satu momen yang paling kami ingat adalah ketika kami menjadi petugas upacara. Beberapa kali latihan bersama teman-teman membuat kami mulai saling mengenal. Namun setelah itu, tidak banyak yang terjadi. Kami menjalani hari-hari sebagai santri. Hingga akhirnya kami lulus di tahun 2016, dan melanjutkan hidup di jalan yang berbeda.
Aku melanjutkan kuliah di Solo, kemudian mengajar di Purbalingga, dan kini menetap di Jakarta. Sementara Syarif kuliah di Bogor, lalu bekerja dan menetap di Salatiga. Kami berjalan di kehidupan masing-masing, tanpa tahu bahwa cerita kami ternyata belum selesai.
Sampai akhirnya, di awal tahun 2025, takdir mempertemukan kami kembali. Pada tanggal 25 April 2025, Syarif bersama keluarganya datang ke rumah untuk ta’aruf. Pertemuan itu dilanjutkan dengan lamaran sederhana—hangat, tenang, dan penuh keyakinan.
Dan di sinilah kami sekarang, melangkah bersama menuju awal yang baru, dengan penuh harapan, keyakinan, dan rasa syukur yang tak terhingga.